RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Subscribe via Email Address:
 

ZIKIR KEPADA ALLAH TA’ALA

Posted By Taufik Hidayat On 06.08 Under

Seyogyanya anda mempunyai wirid, berupa berzikir kepada Allah SWT, yang anda tentukan waktu dan bilangan dalam mengamalkannya, dalam hal ini, tidak ada salahnya memiliki tasbih, demi kecermatan hitungan. Perlu anda ketahui, berzikir itu merupakan rukun dari ajaran terikat, kunci hakikat, senjata para murid, tradisi penyebaran kewalian, demikan sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama.

Allah SWT berfirman :

Artinya:
“Ingatah kamu kepada–Ku, niscaya aku ingat (pula) kepadamu…….”
(QS. AL-Baqarah : 152
)

Allah SWT berfirman :

Artinya :
”…… ingatlah kamu kepada Allah, di waktu berdiri, duduk, dan di waktu berbaring ……..”
(QS. An-Nisa’ : 103
)

Allah SWT berfirman :

Artinya:
“Wahai orang–orang yang beriman, ingatlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-sabanyaknya.”
(QS. Al-Ahzab : 41)


Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadistt qudsi :

Artinya:
“Allah Ta’ala Berfirman, ‘Sesungguhnya aku bersikap menurut prasangka hamba-Ku, aku bersamanya tatkala ia ingat kepada-Ku, jika ia mengingat-Ku di hatinya, aku mengingat di hati-Ku, jika ia mengingat-Ku dikelompoknya, aku akan mengingat dalam kelompok yang lebih baik.
(HR. Baihaqi)


Nabi SAW juga bersabda dalam Hadist qudsi yang lain :

Artinya:
“Allah ta’ala Berfirman, Aku duduk bersama orang yang mengingat-Ku.”


Nabi SAW juga bersabda :
“Perhatikan, akan Aku beritahukan kepada kalian tentang amal yang baik bagi kalian, lebih suci dihadapan raja kalian, setinggi-setinggi derajat kalian, lebih baik bagi kalian dari pada menyedekahkan emas dan perak, dan lebih baik dari pada seandainya kalian bertemu dengan musuh (di medan fii sabilillah), kemudian kalian memukul leher mereka, dan mereka pun memukul leher kalian (berperng di jalan Allah SWT) ?”

Para sahabat menjawab : ”ya, baiklah.”lalu Nabi bersabda : ”yaitu, zikir kepada Allah SWT”

Buah zikir dan nilai yang akan diperoleh orang yang membiasakan berzikir yang penuh kesopanan dan memusatkan kehadiran hati kehadirat Allah, minimal ia memetik buah di dalam hatinya kemanisan ibadah dan kelezatan hal-hal yang di anggap lemah oleh perutnya yang jestru dapat ia pahami sebagai kenikmatan dunia. Sedangkan buah tertingi adalah tercapainya sebuah kondisi di mana antara yang diingat (Allah) dengan orang yang mengingat (berzikir) melebur jadi satu (tidak lagi ada sekat dan di batasi oleh ruang dan waktu) ia lepas dari segala sesuatu selain dari Allah.

Barang siapa duduk menghadap kiblat di tempat yang sunyi dengan sikap sempurna, seluruh anggotanya tenang, kepala menunduk kemudian berzikir dengan sepenuh hati, maka ia akan dapat melihat anugerah yang tanpak dalam hatinya sebab zikir. Jika hal seperti ini berlangsung terus, maka cahaya kedekatan (hubungan dengan Allah) memancar di dalam hatinya, dan tersingkaplah baginya rahasia kegaiban.
Sebaik-baik metode bagi orang yang berzikir, baik dengan suara pelan (sirr) atau keras (jahr) dengan lafar zikir atau membaca Al-Qur’an, adalah tergantung bagaimana yang terbaik bagi hatinya.

Zikir itu merupakan wirid yang dilakukan secara terus-menerus. Maka bersungguh-sungguhlah, agar lidah anda senantiasa basah dengan lafal zikir di setiap keadaan, kecuali di waktu wirid yang tidak mungkin mengumpulkan kedua-keduanya, seperti membaca dan berzikir. Semua itu dan segala bentuk aktiviitas yang mendekatkan diri kepada Allah, merupakan bentuk zikir kepada Allah dalam arti secara umum. Janganlah anda menyingkatkan zikir hanya dengan satu jenis, tetapi seyogyanya anda mempunyai beberapa macam wirid yang anda lakukan secara rutin dan istiqamah.

Posting Komentar