RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Subscribe via Email Address:
 

Islam Russia

Posted By Taufik Hidayat On 09.08 Under

Pemerintah Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin, yang menyadari besarnya jumlah umat Islam di negeri itu, berusaha lebih keras melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan nasional Rusia sehingga kaum muslim merasa memiliki peran penting seperti saudaranya, etnis Rus, dalam pembangunan negeri warisan Tsar tersebut.

Putin menempuh sejumlah langkah itu, di antara ia melakukan kebijakan pro-Islam seperti mendukung pengembangan tempat ibadah dan pendidikan Islam di Rusia. Sedangkan untuk dunia internasional, Putin mencetuskan gagasan bahwa Rusia harus ikut serta dalam kegiatan Organisasi Konferensi Negara-negara Islam (OKI), sekalipun hanya sebagai peninjau. Perlu digarisbawahi, memang tidak ada pembicaraan mengenai keanggotaan Rusia di OKI, karena memang ada kebijakan-kebijakan politik Rusia yang tidak sepenuhnya dapat sejalan dengan kebijakan-kebijakan OKI.

Melalui pendekatan itu, diharapkan unsur ekstrem di tubuh Islam akan menghilang, dan hal ini didukung para pemimpin kaum muslim di negeri itu.
Syekh Nafigulla Ashirov, salah satu Ketua Dewan Mufti Rusia, menekankan, keinginan (Presiden Vladimir) Putin untuk lebih dekat dengan dunia Islam akan membuat umat Islam Rusia memiliki peran yang penting dalam percaturan politik dan ekonomi dunia, dan sekaligus membuka kesempatan yang lebih luas bagi kebijakan politik luar negeri Rusia.

Sejarah awal kedatangan Islam di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Rusia bertepatan dengan mulai dianutnya agama Kristen di Rus. Islam pertama kali disebarkan di Caucasus Utara pada paruh kedua abad ke-7. Di wilayah Volga, suku bangsa Tatar memeluk agama Islam pada abad ke-10, sedangkan suku bangsa Rus memeluk Kristen pada tahun 988.
Ketika prajurit-prajurit Rusia bermunculan di Siberia pada abad ke-16, agama Islam telah berkembang dan dianut penduduk asli Tatar Siberia selama 300 tahun.
Islam juga telah mempererat persahabatan berbagai suku bangsa Rusia Tatar, Chechnya, Inghus, Kabardin, dan Dagestan - serta membantu suku-suku itu untuk melestarikan identitas budaya dan peradaban mereka.

Umat muslim Rusia dewasa ini tersebar dalam 40 kelompok etnis. Yang paling banyak ialah etnis Tatar (lebih dari lima juta orang, atau sekitar 4% dari total populasi dan merupakan kedua terbesar setelah Rusia), sedangkan etnis-etnis Bashkir dan Chechnya masing-masing satu juta orang.

Akibat ekspansi kekaisaran Rusia ke wilayah-wilayah yang secara tradisional dihuni kaum muslim, yang dimulai sejak paruh kedua abad ke-16 hingga akhir abad ke-19, maka jumlah muslim Rusia membengkak menjadi 18 juta orang, yang sebagian besar di wilayah Volga, Krimea, Asia Tengah, dan Caucasus.

Di bawah rezim Uni Soviet, tidak mungkin dialog antara agama dan pemerintah (negara). Kehidupan agama memang ada, namun pelaksanaan ritual agama lebih banyak dikecam ketimbang dianjurkan. Itu sebabnya, bagi Rusia, akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 ini merupakan periode kebangkitan spiritual dan keagamaan, termasuk agama Islam.
Dari sekitar 12.000 masjid yang ada di zaman berkuasanya kekaisaran Rusia pada awal abad ke-20, yang masih sisa dan terpelihara pada 1980-an hanya sekitar 343 buah dan kebanyakan ada di Asia Tengah. Ketika kebijakan perestroika mulai diterapkan pada 1985, pemerintah Soviet mengambil keputusan untuk mengembalikan masjid-masjid lama ke tangan para pemuka agama Islam serta membangun masjid-masjid baru.

Pada 2000, Rusia memiliki sekitar 4.750 masjid. Itu yang tercatat resmi, tapi banyak belum tercatat. Di Dagestan saja ada sekitar 1.600 sampai 3.000 masjid. Hal serupa juga dijumpai di wilayah Caucasus Utara. Selama 10 tahun terakhir ini, jumlah masjid di Tatarstan telah melampaui 1.000 buah. Di ibu kota Rusia, ada sekitar satu juta umat Islam yang tergabung dalam 20 komunitas. Moskow memiliki lima buah masjid. Menurut data para ahli, di seluruh Rusia ada sekitar 7.000 masjid.
Mayoritas muslim di Rusia adalah kelompok Suni dan terdiri dari dua mazhab, yakni mazhab Syafi'i di Caucasus Utara dan mazhab Hanafi di berbagai wilayah negeri ini. Meskipun ada banyak organisasi Islam, peran organisasi-organisasi tersebut mencakup tingkat regional saja, dan belum pada tingkat nasional karena kemampuan para pemimpinnya.

Membangkitkan kembali agama Islam di Rusia tentu saja harus dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan Islam. Hingga permulaan 1990-an, pendidikan agama Islam di Uni Soviet (USSR) hanya disediakan oleh Madrasah Mir-Arab di Bukhara (kota di sebelah utara Uzbekistan), yang didirikan tidak lama setelah Perang Patriotik Besar (1941-1945) dan oleh Institut Agama Islam Imam al-Bukhari yang diresmikan pada akhir 1980-an. Setelah tumbangnya Uni Soviet dan banyak bermunculannya komunitas Islam baru, umat muslim Rusia sadar bahwa mereka harus segera mempunyai para mualim dan mubalig yang berkualitas.

Sumber : islamicworldnews

Posting Komentar