
Wahai saudara tercinta, hendaklah Anda memperkuat dan memperbaiki keyakinan ! Kerena, apabila keyakinan telah tertanam kukuh dalam hati, dan menguasainya, maka perkara yang gaib menjadi seperti nyata.Oleh kerena itu, Al-Muqinu berkata, sebagaimana Imam Ali-Karramallaahu Wajhah mengatakan : ”Jika takbir permisah - antara hamba dan Allah telah terbuka, maka keyakina menjadi semakin bertambah kuat.”
Yakin, merupakan sebuah istilah dari kekuatan iman dengan kemantapan dan kekukuhannya, sehingga menjadi gunung yang besar menjulang tinggi, yang tidak tergoyahkan oleh keragu-raguan dan syakwasangka, keyakinan begitu kukuh, hingga tidak ada lagi tempat keragu-raguan di dalam hatinya, jika keragu-raguan itu dataing dari luar, maka telinganya tidak memperdulikannya, hati pun tidak tertarik menolehnya. Setan tidak mampu mendekati orang yang mempunyai keyakinan semacam ini, bahkan ia lari tunggang langgang meninggalkannya dengan penuh kehinaan.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
Artinya :
”Sesungguhnya setan lari jika melihat bayangan Umar. Dan tidaklah Umar melangkah selangkah, melainkan setan melangkah di jalan yang lain. “
(HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban
Adapun sebab-sebab keyakinan menjadi kuat dan baik, di antaranya ialah :
Pertama :
Melupakan sebab yang paling pokok di antara sebab-sebab yang lain, yaitu bahwa seorang hamba harus mampu memusatkan hati dan telinganya untuk mendengarkan ayat-ayat dan hadist-hadist yang menunjukan pada keluhuran, kesempurnaan dan keagungan Allah SWT, Keperkasaan dan Kemahaesaan-Nya dalam penciptaan, pengaturan dan penguasaan-Nya. Dan meyakini sepenuhnya akan kebenaran pala RasulAllah dan kesempurnaan mereka yang datang di perkuat dengan mukjizat, tidak seorang pun yang mengingkari mereka, terbebas dari berbagai macam siksaan.
Di samping itu, harus pula meyakini segala yang terjadi pada hari kiamat, mengenai adanya balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik dan siksaan bagi orang-orang yang berbuat jahat. Dengan demikian itu, cukuplah bagi kita yang memperkukuh keyakinan, melalui isyarat dalam Firman Allah SWT :
Artinya :
“Dan apakah belum cukup bagi mereka, bahwasannya kami telah menurunkannya kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an), sedang dia dibacakan kepada mereka …. ?”
Kedua :
Seorang hamba hendaklah mampu memandang semua yang ada di langit dan di bumi dan segala keajaiban-keajaiban dan keelokan ciptaan yang ada di dalamnya dengan penuh perenungan, agar dapat membuahkan keyakinan yang mendalam, perhatikan isyarat yang terkandung dalam Firman Allah SWT :
Artinya :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami yang ada di ufuk dan yang ada pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka, bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.”
(QS. Fushshilat : 53)
Ketiga :
Hendaklah melakukan amal (aktivitas) sesuai dengan kebutuhan akan keselamatan lahir batin dan terus meningkatkan serta mendayafungsikan potensi pada ketaatan atas dasar keimanan.Dalam hal ini perhatikan isyarat yang terdapat dalam firman Allah SWT :
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihat untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan tunjukan kepada mereka jalan–jalan Kami.:
(QS. Al-Ankabut : 69)
Diantara buah dari keyakinan adalah melahirkan ketenangan terhadap janji Allah SWT, serta percaya sepenuhnya pada jaminan Allah, memfokuskan orientasi dan cita-cita pada Allah., meninggalkan segala yang menjauhkan dari Allah, mengembalikan segala hal kepada Allah dan maksimalkan seluruh kekuatan untuk mencari keridhaan Allah SWT
Segara garis besar yakin merupakan sumber utama (pokok), sedangkan maqum-maqum yang mulia, akhlak yang terpuji dan amal yang baik, merupakan bagian dari buah dari yakin tersebut. Segala akhlak dan aktivitas mengikuti pada yakin, lemah dan kuatnya maupun sehat dan sakitnya.
Lukman As. berkata :
“Suatu amal tidak dapat diwujudkan, kecuali dengan dasar keyakinan, dan tidaklah seorang mampu mengerjakan apapun, kecuali sesuai dengan kadar keyakinannya dan suatu amal akan berkurang seiring dengan berkurangnya keyakinan.”
Oleh karena inilah Rasulullah SAW bersabda :" yakin itu adalah iman seluruhnya."
Tingkat keyakinan orang yang beriman ada tiga tingkatan, yaitu :
1.Ashabut Yamin, yaitu orang–orang beriman yang memiliki keyakinan dengan kepercayaan yang kuat, tetapi masih mungkinkah timbulnya keraguan dan kegoncangan, ketika terjadi (musibah) yang menimpa padanya. Meskipun begitu dalam level ini masih termasuk dalam katagori yakin (iman).
2.Muqarrabin, yaitu derajat orang-orang yang begitu dekat dengan Allah. Imannya telah meresap dan menguasai hati hingga tidak bisa rusak, bahkan tidak tergambar ada kerusakan, apalagi kemungkinan akan kerusakannya. Derajat yakin seperti itu, menjadikan hal yang gaib seakan dapat disaksikan secara nyata. Pada level ini sudah termasuk dalam kategori derajat keyakinan yang mantap (yaqin)
3.Nabiyyin, yaitu derajat para Nabi dan para Siddiqqiin, pewaris para Nabi yang telah yang mencapai tingkat kesempurnaan, hingga hal yang gaib menjadi tanpak nyata. Pada tingkat ini, terbilang telah mencapai tingkat kasyaf (tersingkapnya tabir pembatas antara dirinya dengan Allah), dan ketajaman pandangan mata hati terhadap hakekat suatu pekara.
Antara masing-masing orang pada setiap tingkatan itu, memiliki tingkat perbedaan, yang bisa jadi perbedaan itu begitu jauh di antara mereka, semuanya utama tetapi sebagian mereka ada yang lebih utama dan istimewa, itu adalah anugerah besar dari Allah yang diberikan pada siapa saja yang ia kehendaki. Dialah Allah pemilik anugerah yang besar.
